Ribuan umat muslim di wilayah Karangtengah mengikuti jamaah salat Idhul Fitri di Lapangan Karya Bakti Karangtengah, Desa Jambu Kecamatan Wangon, Rabu (6/7/2016). Salat Id ini berlangsung khidmat kemudian dilanjutkan dengan saling bersalaman antar jamaah.
Pelaksanaan Sholat Idul Fitri, Karangtengah Rabu 6 Juli 2016 |
Akhmad Sumarno (Marno-red) bertindak sebagai khatib sedangkan Sobirin (Birin-red) bertindak sebagai imam. Pelaksanaan salat Id dimulai sekitar Pukul 06.30 WIB.
Masyarakat Karangtengah berbondong-bondong memadati Lapangan baik dengan berjalan kaki maupun dengan menggunakan kendaraan. Dalam kesempatan itu Akhmad Sumarno selaku khotib menegaskan betapa Ramadan dan Lebaran memiliki makna yang cukup luas. Bulan suci yang penuh kemuliaan tersebut tak hanya mendorong peningkatan kesalehan individual, melainkan juga kesalehan sosial. Ramadan mengajari kita semua untuk ikut merasakan penderitaan sesama.
Hal ini yang menjadi cikal bakal rekatnya persatuan antar manusia. Jika prinsip saling memiliki dan merasakan penderitaan sesama ini diterapkan secara luas, bakal membantu merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat akan berlomba-lomba melakukan kebaikan demi kebaikan bersama, bukan sekadar untuk mengeruk keuntungan pribadi seperti korupsi.
Mereka yang menang, menurut Khotib Akhmad Sumarno tak hanya yang bisa menyelesaikan puasa Ramadan hingga sebulan penuh. Melainkan umat muslim yang selalu taat dan konsisten menjaga ibadahnya di 11 bulan setelah Ramadan. Meski terlihat sulit, konsistensi ibadah tersebut menurutnya mampu mencegah segala perbuatan buruk serta merekatkan persatuan dan kesatuan.
Yang pantas menikmati kemenangan 1 Syawal adalah mereka yang ikut dalam "proses pertarungan". Bertarung melawan diri sendiri (jihadun nafs), inilah pertarungan terbesar. Bahkan, lebih besar dari Perang Badar pada zaman Rasulullah SAW. Seperti dikisahkan dalam hadis yang diriwayatkan al-Baihaqi dalam kitab az-Zuhd (384) dan al-Khatib al-Baghdadi dalam kitab Tarikh Baghdad (6/171) yang berbunyi, "Kita kembali dari jihad yang kecil (Perang Badar) kepada jihad yang lebih besar (perang melawan hawa nafsu)." Jihad terbesar inilah yang semestinya kita siapkan pasca-Ramadhan. Jangan sampai euforia kemenangan yang setiap tahun kita rayakan tetap saja mengantarkan kita ke jalur yang sama, yaitu penuh dosa dan salah.
Sebelumnya pada Selasa malam seluruh Masjid dan mushola Karangtengah menggelar takbir bersama di masing-masing masjid dan mushola yang terdekat.
Sumber: Redaksi KRT, Juli 2016
0 komentar:
Posting Komentar